Oleh : Ulfa Noviana Haristi, mahasiswa Agribisnis 2013

Juli Purnomo, Juli biasanya ia akrab dipanggil, laki-laki kelahiran Banyumas 29 Juli 1994 ini adalah seorang mahasiswa bidikmisi semester 5 program studi agribisnis, fakultas pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Juli adalah seorang mahasiswa biasa, seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, yang memiliki keseharian kuliah dan berorganisasi. Namun, ada satu yang membedakan Juli dengan mahasiswa biasa lainnya, Juli telah pergi melalanglang buana ke berbagai negara di dunia seperti Jepang dan Piliphina. Bukan hal yang mudah bagi mahasiswa bidikmisi seperti Juli untuk pergi ke berbagai negara di dunia, perlu perjuangan, tekad kuat, usaha keras, serta doa yang harus senantiasa dilalui olehnya.

Jepang adalah negara pertama yang Juli kunjungi, ia pergi ke Jepang untuk menjadi delegasi Indonesia dalam program pemerintah Jepang Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys 2.0) pada 23 Februari – 4 Maret 2014 di Tokyo dan Okayama, Jepang. Juli menjadi satu dari 96 delegasi Indonesia yang berangkat ke Jepang untuk mengikuti program tersebut. Bukan hal yang mudah untuk menjadi satu dari 96 delegasi Indonesia, Juli harus menyisihkan 3000 hingga 3600 pesaingnya. Proses yang dilalui Juli untuk menyisihkan ribuan pesaingnya tersebut tidaklah mudah, ia harus menyisihkan pesaingnya melalui seleksi berkas, kemudian setelah lolos 150 besar ia di-interview melalui telepon dan akhirnya bisa lolos menjadi 96 delegasi Indonesia yang berangkat ke Jepang. Di Jepang, Juli melakukan kunjungan ke berbagai tempat seperti kedutaan besar Indonesia untuk Jepang, Museum Edo-Tokyo, kuil Meiji Jingu Shinto Shrine, Harajuku, PT. Takada Orimono, Kantor Gubernur Prefektur Okayama, Khurasiki bikan area, Kampung/Museum Pedang Bizen Osafune, Shujitsu University di Okayama, serta Taman Korakuen dan Okayama Castle. Tak hanya mengunjungi tempat-tempat tersebut, Juli juga merasakan langsung kehidupan masyarakat Jepang dengan tinggal dan menginap di homestay dengan penduduk asli Jepang.

Tak hanya sampai di Jepang saja, Juli ternyata belum puas, ia masih terus menjejakan kakinya ke belahan dunia lain. Pada bulan Juli 2014, tepatnya empat bulan setelah kepulangannya dari Jepang, Juli berangkat ke Piliphina untuk menjadi delegasi Indonesia pada program Asia-Pacific Student Entrepeneurship Society (ASES) Summit Manila. Proses yang dilaui Juli untuk program ini lebih berat dan panjang lagi, ia harus mendaftar, mengisi berkas, diseleksi, mengisi aplikasi form, dan akhirnya terpilih menjadi 1 dari 40 peserta delegasi se Asia Pasifik. Negara-negara dari Asia Pasifik tersebut diantaranya adalah India, Taiwan, Malaysia, Jepang, Korea, dan Indonesia. Lebih hebatnya lagi, Juli adalah 1 dari 2 warga negara Indonesia yang menjadi delegasi Indonesia.

Tampaknya, jejak kaki Juli tak ingin berhenti hanya sampai di Jepang dan Piliphina saja, di akhir Januari tahun 2015, tepatnya tanggal 25-30 Januari  ia akan mengikuti program International Youth Culture Exchange (IYCE) 2015 yang akan diselenggarakan di Chiang Mai dan Bangkok, Thailand. Proses seleksi dijalankan dengan tidak mudah, yaitu dengan mengirimkan berkas-berkas dan video tentang diri sendiri serta motivasi mengikuti program. Selain program tersebut, Juli juga berencana untuk mengunjungi negara-negara di Eropa seperti Belanda, Italia, Belgia, dan Swiss pada tanggal 6-27 Juli 2015 untuk menjadi delegasi Indonesia dalam IAAS The 58th World Congress European Union.

Disamping prestasi yang telah melanglang buana ke berbagai negara di dunia, mahasiswa bidikmisi angkatan 2012 ini juga memiliki berbagai prestasi di tingkat nasional hingga internasional. Di tingkat internasional, Juli meraih Second Runner Up Asia-Pacific Student Entrepeneurship Society (ASES) Elevate Pitch Competition yang diselenggarakan di Universitas De La Salle, Filipina pada 25 Juli 2014. Sedangkan prestasi yang telah Juli raih di tingkat nasional adalah Juara 1 Lomba Essay Kemaritiman Nasional (National Maritime Essay Competition) 2014 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada April 2014, Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) oleh Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, pada tanggal 29 Agustus 2014. Selain itu Juli juga pernah mengikuti Lomba Essay Nasional (National Essay Competition) di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan mendapatkan peringkat 2 di bulan Maret 2014. Terakhir, di bulan November 2014, ia mengikuti Lomba Essay Nasional IAAS Spirit UNPAD di Universitas Padjajaran dan mendapatkan peringkat 3.

Juli beranggapan bahwa semua prestasi yang diraihnya akan berdampak pada usaha-usaha yang ia lakukan selanjutnya. Artinya apabila diawal ia berhasil meraih satu prestasi, setelahnya pasti akan terus diikuti oleh prestasi-prestasi yang lain. Terbukti, setelah ia mengikuti program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys 2.0), prestasi Juli terus naik mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Hal itulah yang membuat Juli memiliki target pencapaian yang selalu ia  raih dengan usaha keras. Semua impiannya selalu ia panjatkan dalam doa-doanya dan ia usahakan semaksimal mungkin. Tidak ada kata santai dan malas dalam kamusnya, karena semua impian tidak akan tercapai secara instan, ia percaya bahwa diluar sana banyak orang yang sedang mengejar impian dengan usaha yang lebih keras, sehingga ia tidak akan pernah berhenti melakukan segala usaha untuk mencapai semua impian dan target, ia akan selalu berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik, meningkatan kualitas diri, dan kualifikasi yang akan diraih.  Usaha yang Juli lakukan salah satunya dengan mencari passion yang ia gemari, sehingga ia mampu mengerjakan semuanya dengan ikhlas dan maksimal.

Walaupun Juli memiliki berbagai prestasi di bidang akademik, Juli bukan seorang  mahasiwa yang kesehariannya hanya kuliah-kos-kuliah-kos. Juli adalah mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi sejak bangku SMA. Di kampus, Juli menjadi Coordinator of Exchange Program Department dari International Association of Student in Agricultural and related Sciences (IAAS) Indonesia LC UNS pada periode 2014. Pada periode 2015 ini, ia baru saja dilantik menjadi Local Committe Director atau Ketua Umum dari International Association of Student in Agricultural and related Sciences (IAAS) Indonesia LC UNS.

Sebagai mahasiswa yang meraih IPK terakhir 3,75 ini, organisasi dan segudang prestasinya tidak mampu dijalankan beriringan dengan mudah. Ia harus mampu membagi waktu antara kuliah, praktikum, organisasi, dan event-event yang ia ikuti diluar.  Ia memiliki semangat yang tinggi, dan selalu memposisikan diri dalam rangka mengejar impian-impiannya, sehingga ia memiliki target impian agar tugas kuliah tidak terlalu membuatnya merasa lelah. Juli yakin bahwa untuk mencapai sesuatu yang lebih, ia harus melakukan usaha yang diatas rata-rata. Ia selalu memanfaatkan waktu dengan baik, ketika ada waktu yang santai ia memikirkan deadline-deadline yang harus segera diselesaikan. Ia selalu menulis prioritas dan deadline yang harus diselesaikan, dan ketika ia sudah lelah, ia akan segera beristirahat.

Selama masih menjadi mahasiwa, Juli memiliki banyak rencana dalam memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada. Sebagai mahasiswa Juli ingin memanfaatkan peluang-peluang tersebut seperti exchange gratis, summit, LKTI dan lomba essay, serta Mawapres. Semua kesempatan harus diraih, karena yang dilakukan sekarang akan berdampak ke masa depan, begitulah pesan Juli. Sebagai mahasiswa jangan hanya berada di zona nyaman, lakukan sesuatu dan manfaatkan semua kesempatan.

Juli masih belum memikirkan cita-cita pasti apa yang ingin ia capai, namun cita-cita terdekatnya ialah melanjutkan studi hingga jenjang S3 di luar negeri. Sedangkan untuk cita-cita jangka panjangnya, walaupun Juli telah banyak mengunjungi negara lain dan berkeinginan untuk melanjutkan studi di luar negeri, ia memiliki cita-cita mulia untuk memberikan kontribusi di daerah-daerah Indonesia. Juli bercita-cita menjadi seorang ilmuwan dan juga membangun perusahaan agribisnis di Indonesia dengan mengembangkan potensi daerah di Indonesia.

Sebagai seorang mahasiswa bidikmisi, Juli memberikan beberapa tips kepada mahasiswa bidikmisi lain, yaitu pertama selalu bersyukur. Kemudian jangan jadikan kelemahan sebagai penghalang, fokus pada target karena kita layak mendapatkan semua impian kita, karena kita  sudah diberi banyak bantuan, kita harus memberikan kontribusi dengan potensi yang dimiliki. Bagi semua mahasiswa bidikmisi janganlah berfikir tentang kelemahan ekonomi, karena kelebihan ekonomi bukan berarti membuat kita mampu meraih segalanya. Bagi semua mahasiswa yang ingin pergi ke luar negeri, ingat bahwa semua tidak instan, semua harus kita lakukan dengan memposisikan diri untuk meraih itu, misalnya dengan sering mendengarkan radio berbahasa inggris, jangan hanya memanfaatkan fasilitas seperti les. Terakhir, pesan Juli bagi seluruh mahasiswa bidikmisi, jangan pernah fokus pada kelemahan, fokus pada kelebihan dan kekuatan yang bisa dikembangkan, selalu berdoa dan berusaha, pasang target dan impian setinggi mungkin, jangan pernah takut itu tidak tercapai karena tidak ada yang tidak mungkin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *