Lailatul Qadar atau malam kemuliaan adalah suatu malam yang ibadah di dalamnya memiliki keutamaan lebih daripada ibadah 1000 bulan. Pada malam itu malaikat (Jibril) dengan seizin Allah mengatur setiap perkara. Pada Lailatul Qadar ini pun Allah menurunkan Alquran dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah (langit dunia), hal ini telah dituangkan dalam Surat al-Qadr ayat 1-5 sebagai berikut :

 “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan. Dan tahukan kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Di malam itu turunlah para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”.

Keutamaan Lailatul Qadar menurut Syekh Abdul Halim Mahmud yang dikutip oleh Muhammad Afiq Zahara, yang pertama adalah Lailatul Qadar lebih utama dari seribu bulan (alfu syahrin), lebih mulia dan utama dari seluruh umur manusia, dan diampuninya dosa-dosa terdahulu ketika melakukan shalat malam di saat Lailatul Qadar dimana hal itu terdapat pada HR. Imam Bukhari yang artinya Rasullah bersabda bahwa barangsiapa shalat pada malam Lailatur Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.

Sampai sekarang ini belum ada yang tahu pasti kapan tepatnya waktu Lailatul Qadar itu terjadi. Ketidakpastian waktunya mengandung sebuah hikmah yang sangat besar, yaitu membuat manusia terus beribadah kepada Allah setiap malam dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.Dikutip dari Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar dalam Kibat Irsyadul Ibad oleh Muhammad Faizin/Fathoni dan Muhammad Afiq Zahara bahwa tanda malam Lailatul Qadar itu diantaranya:

  • Pada malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan (HR. Imam Bukhari)
  • Suasana pada malam hari terang, cerah, tidak panas, dan tidak dingin, tidak ada mendung, tidak hujan dan berangin dan tidak ada bintang berjalan
  • Berada di bulan Ramadhan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua pulu sembilan, atau di akhir malam Ramadhan (HR. Imam Ahmad)
  • Pada siang harinya suasana cerah dan matahari bersinar namun tidak terasa panasnya

Adanya tanda – tanda Malam Lailatul Qadar seperti yang telah disebutkan dalam Al – Qur’an dan Hadist, manusia berlomba – lomba untuk bertemu dan mendapatkan kemuliaannya yaitu dengan cara melakukan berbagai amalan. Lalu, amalan apa saja yang harus dilakukan umat manusia di malam Lailatul Qadar?

Pertama, seperti hadits yang diceritakan dari Aisyah ra, “Aku berkata, ’Ya Rasulullah! Apa pendapatmu bila aku menjumpai Lailatul Qadar. Apa yang aku ucapkan di dalamnya? Beliau menjawab, ‘Ucapkanlah doa, ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun. Engkau menyukai pengampunan. Maka ampunilah aku.” (Riwayat lima ahli hadits). Jadi, pada malam Lailatul Qadar, manusia harus memperbanyak do’a dan memohon ampunan kepada Allah Swt.

Kedua, I’tikaf yaitu berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. I’tikaf ini bisa di lakukan dengan cara memperbanyak ibadah, dzikir Allah, shalat malam dan berbagai kegiatan positif lainnya. I’tikaf merupakan kegemaran Rasulullah SAW  sampai menjelang wafatnya, seperti yang diceritakan oleh Aisyah ra. Dari Aisyah, “Rasulullah Saw melakukan i’tikaf pada sepuluh hari-hari akhir bulan Ramadhan sampai beliau meninggal dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, memperbanyak bacaan Al – Qur’an. Dalam hal ini, hendaknya Al – Qur’an dibaca dengan keadaan tenang dan tidak tergesa – gesa agar  manusia mendapatkan kekhusyukan. Sebelum  membaca Al – Qur’an, kita diharuskan dalam keadaan suci dan menutup aurat.

Keempat, melakukan persiapan – persiapan yang telah disunahkan Rasulullah SAW. Menurut Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali, pada malam yang diduga kuat Lailatul Qadar turun maka disunahkan untuk bersih-bersih diri, memakai wangi-wangian, dan memakai pakaian yang bagus. Dalam hadits dhaif riwayat Ibnu Abi Ashim juga diterangkan bahwa Rasulullah Saw, mandi antara waktu magrib dan isya pada sepuluh hari terakhir.

Dalam sejarahnya, ketika menyambut malam Lailatul Qadar, Muhammad SAW sering mermbaca dan memanjatkan do’a kepada Allah sekaligus merenunginya. Salah satu do’a yang paling sering dipanjatkan adalah “Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar”. Yang artinya “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”. Doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi Muhammad tersebut bukan hanya berarti permohonan untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat saja, tetapi juga untuk memantapkan langkah dalam berupaya meraih kebajikan yang dimaksud. Jadi, harus disertai dengan usaha yang sunguh – sungguh.

Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa ketika ingin memperoleh malam Lailatul Qadar harus disertai usaha. Sebenarnya usaha tersebut bisa dilakukan atau dipersiapkan mulai dari awal bulan Ramadhan karena pada hakikatnya kebaikan atau amalan – amalan utamanya bersifat kontinu atau terus menerus agar di puncak malam lailatul Qadar, manusia bisa mendapatkan kemuliaannya.

TIM KAJIAN MEDIA DAN INFORMASI

Powered Komadiksi:
Berprestasi, Mengabdi Untuk Negeri
#KomadiksiSmartUNS2020
#KabinetTRISAKA
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Line : @zzs4007x @cnb1076x
IG : @komadiksiuns
FB: Komadiksi Smart UNS
Website: komadiksismart.uns.ac.id
Youtube : Komadiksi SMART UNS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *