Coretan Komadiksi

KONTRIBUSI PEJUANG BIDIKMISI PGSD KEBUMEN DALAM
MEMAJUKAN PENDIDIKAN INFORMAL DI KEBUMEN
MELALUI “GS15”
Oleh : Alfi Nur Hayati
Mahasiswa bidikmisi adalah mahasiswa yang spesial. Mereka berasal dari
keluarga golongan menengah ke bawah yang dibiayai kuliahnya oleh negara.
Untuk menjadi penerima beasiswa Bidikmisi bukanlah hal yang mudah. Selain
harus lolos seleksi administrasi, calon penerima beasiswa Bidikmisi juga harus
memiliki prestasi akademik yang bagus . Ketika mereka sudah resmi menjadi
mahasiswa Bidikmisi , mereka pun harus mendapat IPK 3 setiap semester.
Setiap bulannya, mereka mendapatkan biaya hidup sebesar Rp 600.000,00.
Dengan dana tersebut, diharapakan mahasiswa bidikmisi mampu mengelola dan
menggunakannya dengan baik untuk keperluan sehari – hari maupun untuk
keperluan perkuliahan.
Namun, alangkah baiknya jika mahasiswa bidikmisi tidak egois dan
hanya menuntut hak nya saja. Sebagai wujud rasa terima kasih dan pengabdian
kepada negara seperti slogan Komadiksi Smart UNS yaitu “Berprestasi Mengabdi
Untuk Negeri” , mahasiswa bidikmisi seharusnya menjadi sosok mahasiswa yang
siap mengabdikan dirinya demi kampusnya serta demi negaranya. Karena
mahasiswa tergolong bukan profesional, maka mahasiswa terutama mahasiswa
bidikmisi PGSD Kebumen dapat memulai pengabdiannya di jalur pendidikan
informal.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan1
.
Biasanya, dalam masyarakat pendidikan informal ditemui dalam bentuk kelompok
– kelompok belajar yang didirikan oleh warga maupun oleh mahasiswa. Materi
pembelajarannya bebas dan tidak terikat dengan kurikulum tertentu. Salah satu
sekolah Informal yang ada di Kebumen adalah Bengkel Mimpi. Bengkel Mimpi
merupakan sekolah informal yang didirikan oleh alumni mahasiswa PGSD
Kebumen sendiri. Fokus utama kegiatan Bengkel Mimpi adalah untuk memberikan bantuan fasilitas belajar gratis bagi anak-anak yang kurang
mampu agar potensi yang mereka miliki dapat dikembangkan dengan lebih
optimal. Bengkel Mimpi beroperasi setiap hari minggu dengan para pengajarnya
kebanyakan juga merupakan mahasiswa PGSD Kebumen. Mereka biasanya
membantu anak – anak yang masih kebingungan tentang materi pelajaran di
sekolah maupun mengajarkan keterampilan pada anak – anak . Namun, seperti
yang diungkapkan sendiri oleh pengurus Bengkel Mimpi, mereka masih
kekurangan tenaga pengajar dan media pembelajaran. Oleh karena itu, melalui
gerakan GS15 mahasiswa bidikmisi PGSD Kebumen diharapkan dapat
merealisasikan slogan Komadiksi Smart UNS sekaligus berkontribusi dalam
mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi.
GS15 (Gerakan Sebulan Rp 15.000) adalah gerakan dalam bentuk iuran
Rp 15.000 dari mahasiswa Bidikmisi setiap bulannya dimana uang tersebut
digunakan sebagai donasi untuk sekolah – sekolah informal terutama di daerah
sekitar kampus PGSD Kebumen. Jika dilihat sekilas, nominal Rp. 15.000
memanglah tidak seberapa, namun jika kurang lebih 80 mahasiswa bidikmisi
PGSD Kebumen turut serta dalam gerakan ini, dalam sebulan dapat terkumpul
dana sebesar Rp. 1.200.000,00. Memang bukan hal yang mudah dalam
merealisasikan gerakan ini, namun apabila gerakan ini dapat terlaksana, dana
yang terkumpul tersebut dapat digunakan untuk membeli buku – buku pelajaran
maupun alat tulis dan fasilitas lain yang dapat menunjang kemajuan sekolah –
sekolah informal di Kebumen.
. Selain memberikan donasi, mahasiswa Bidikmisi juga diharapkan
menjadi volunteer untuk mengajar di sekolah Bengkel Mimpi ini. Selain sebagai
bentuk pengabdian, dengan menjadi volunteer mahasiswa bidikmisi PGSD
Kebumen juga dapat mengasah kemampuan mengajarnya sebagai bekal bagi
dirinya agar siap terjun di dunia pendidikan kelak. Melalui gerakan “GS15” secara
tidak langsung mahasiswa bidikmisi PGSD Kebumen dapat berkontribusi dalam
mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang pengajaran dan
pengabdian kepada masyarakat.